Celoteh Alfath.
"Ibu, temanku punya sepatu baru. Sepatunya ada lampunya, bisa menyala. Bagus loh, Bu."
"Oh,ya. Alfath mau dibelikan sepatu baru?"
"Iya, mau, Bu." wajahnya ceria, senyumnya mengembang.
Baiklah, Ibu akan membelikan sepatu baru untukmu sebagai hadiah di hari ulang tahunmu. Sepatu yang ada lampunya, menyala. Terakhir ibu membelikan sepatu sudah setahun lebih, tetapi sepatumu masih bagus dan belum rusak. Hanya sekarang sepatu itu sudah sesak karena engkau tumbuh semakin besar. Ibu sudah tidak sabar ingin melihat senyummu saat mengenakan sepatu baru.
Maafkan Ibu, anakku. Tak ada lilin yang menyala, juga tak ada kue tart. Bukan Ibu tak mampu membelikannya. Suatu saat engkau akan mengerti, kenapa ibu tidak ingin merayakannya. Anakku, engkau adalah generasi Rabbani.
Pagi tadi saat berangkat sekolah, kami mampir masjid dekat sekolah Alfath. Ibu mengeluarkan uang beberapa lembar, kemudian Alfath memasukkan uang tersebut ke dalam kotak infak. Ibu mengecup pipi Alfath. Selamat ulang tahun sayang.
****
Empat tahun yang lalu, 16 Oktober 2014 lahirlah anak Ibu yang kedua. Seorang anak laki-laki dengan berat badan 3,4 kg. Lahir di Rumah Bersalin Pury Adisty. Beralamat di Jalan Depokan II Nomor 11-B, Rejowinangun, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Awalnya Ibu masih bingung mau menentukan tempat untuk melahirkan. Setelah survey ke beberapa rumah sakit, akhirnya Ibu jatuh hati dengan Pury Adisty. Alasannya sederhana, Ibu ingin melahirkan di tempat yang sejuk dan nyaman. Kebetulan di seberang jalan masih terdapat sawah yang ditumbuhi padi. Ketika keluar dari kamar, Ibu bisa menikmati pemandangan sawah terbentang luas. Hijau tanaman padi membuat hati tenang dan damai. Saat itu, tahun 2014 lingkungan sekitar Pury Adisty masih terlihat asri. Selain itu, Ibu ingin proses persalinan dibantu oleh bidan. Ibu sangat terkesan dengan bidan yang membantu persalinan kakakmu, Abdurrahman Adham Almubarokfury. Namun, berhubung Ibu sudah pindah di Kota Yogyakarta, maka Ibu harus mencari bidan lain yang sabar dan telaten dalam mendampingi persalinan, seperti bidan yang pernah membantu ibu saat melahirkan kakakmu.
Subuh pagi hari perut terasa sakit. Ibu pergi ke kamar mandi, ternyata ada sedikit darah yang keluar. Akhirnya orang tuamu memutuskan untuk pergi ke rumah bersalin. Bapakmu salat subuh terlebih dahulu, Ibu minta izin untuk pergi duluan, jalan kaki. Ibu asih ingat pesan simbahmu, kalau mau melahirkan perbanyak jalan biar bayi mudah mencari jalan keluar. Bapakmu menyusul. Setelah sampai dan diperiksa oleh bidan ternyata baru bukaan pertama. Tapi karena jauh dari Simbahmu, Ibu dan Bapakmu memutuskan untuk tidak pulang. Bidan di Pury Adisty sangat ramah. Ibu merasakan ketenangan. Siang harinya perut sudah mulai terasa sakit, tapi belum ke ruangan bersalin. Ibu masih sanggup jalan-jalan di sekitar kamar dan halaman sambil memandang keindahan taman di sekitar Pury Adisty. Sore harinya sudah mulai sakit dan terasa tidak kuat berdiri. Akhirnya Ibu didampingi bapakmu dan bidan, pelan-pelan berjalan masuk ke ruang bersalin. Tepat setelah Adzan maghrib berkumandang terdengan suara tangis bayi. Tangisanmu pertama kali di dunia. Lega rasanya, ibu bisa melahirkan normal.
Abdurrahman Alfath Albaihaqy, selamat datang ke dunia sayang. Jagoan yang kedua lahir lancar dan sehat. Hari ini 16 Oktober 2018 genap empat tahun usiamu. Selamat ulang tahun sayang, semoga senantiasa berlimpah berkah, sukses dunia akhirat. Sebuah puisi dari ibu untukmu, sebagai pengingat tujuan engkau dilahirkan.
Generasi Rabbani
: untuk Abdurrahman Alfath Albaihaqy
Anakku,
kini empat tahun usiamu
kini empat tahun usiamu
tumbuhlah menjadi generasi Rabbani yang tangguh
Anakku,
sebagaimana pesan Lukman terhadap anaknya
demikian juga nasihat Ibu untukmu
janganlah engkau mempersekutukan Allah
berpegang teguhlah pada ketauhidan
hormati dan berbuat baiklah terhadap ibu bapakmu
hormati dan berbuat baiklah terhadap ibu bapakmu
dirikanlah sholat
beranilah untuk mengajak dalam kebaikan
beranilah dalam mencegah memungkaran
bersabarlah terhadap musibah
janganlah bersikap angkuh
berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati
lunakkanlah suaramu dan janganlah meninggikan suara tanpa alasan yang baik
Anakku,
Jadilah generasi Rabbani yang taat
generasi yang sholeh dan berakhlak mulia
Anakku,
doa ibu menyertai langkahmu
berlarilah menuju ridho dan ampunan Allah
semoga berlimpah berkah
beranilah dalam mencegah memungkaran
bersabarlah terhadap musibah
janganlah bersikap angkuh
berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati
lunakkanlah suaramu dan janganlah meninggikan suara tanpa alasan yang baik
Anakku,
Jadilah generasi Rabbani yang taat
generasi yang sholeh dan berakhlak mulia
Anakku,
doa ibu menyertai langkahmu
berlarilah menuju ridho dan ampunan Allah
semoga berlimpah berkah
'Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Comunity'
#Day 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar